CILACAP, JAWA ENGAH – MAJALAHSUKSES.COM. Peken Tjilatjapan kali ini mengusung episode Pantjak Satoe. Acara yang berlangsung di Gedung Eks Pabrik Pemintalan Cilacap ini merupakan kolaborasi antara berbagai komunitas kreatif, local makers, local market, pemerintah, institusi pendidikan, dan media di Cilacap.
Mengangkat tema “HAP” (Heritage, Art, dan Pop Culture), acara ini menyajikan pengalaman yang menggabungkan kearifan lokal, seni kreatif, dan budaya pop. Beberapa kegiatan menarik yang dapat dinikmati oleh sekitar 100 pengunjung yang hadir. Mereka dapat merasakan pengalaman mengesankan termasuk Tour de History, workshop seni, dan kolaborasi produk lokal dari UMKM.
PJ Bupati Cilacap, Awaluddin Muuri, A.P., M.M., dalam sambutannya saat hadir di sana menyatakan dukungan penuh terhadap Cilacap Kreatif sebagai wadah promosi untuk kearifan lokal Cilacap. Ia menekankan pentingnya ekonomi kreatif terwujud di Kabupaten Cilacap.
“Cilacap Kreatif diharapkan dapat menjadi media promosi kearifan lokal Cilacap dengan kegiatan dan aktivitas ekonomi kreatif seperti ini. Hal inilah yang sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Cilacap”, ujar Awaluddin Muuri, A.P., M.M.
Peken Tjilatjapan diadakan setiap bulan dengan semangat kolaborasi untuk memperkuat ekosistem kreatif lokal. Setidaknya ada lebih dari 20 komunitas dan UMKM sekitar Cilacap dan Banyumas, berkumpul untuk bertukar ide, menjalin kerja sama, dan membangun keberlanjutan ekonomi kreatif di Cilacap.
Creative Director Cilacap Kreatif, Romi Angger Hidayat disapa akrab Romi Jabrand, menyoroti inspirasi kolaboratif dari Bupati Pertama Cilacap, Tjakrawedana. Ia menegaskan bahwa saat ini kita semua adalah Tjakrawedana, bersatu dan berkolaborasi untuk membangun Kabupaten Cilacap yang kreatif.
“Peken Tjilatjapan kali ini adalah lanjutan dari Peken Banyumasan Tjilatjap yang sebelumnya mengusung tema Tjakrawedana. Dimaksudkan yang ke-5 kali ini, kita semua adalah Tjakrawedana”, kata Romi Jabrand.
Salah satu momen istimewa adalah sesi BYOT (Bring Your Own Tjilatjapan), sarasehan yang melibatkan enam unsur penting dalam membangun ekonomi kreatif. Institusi yang terlibat seperti Pemerintah, Industri, Bisnis, Akademisi, Media, dan Agregator. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Cilacap, UNAIC, SMA LB Cilacap, Radio Thomson, Kajiki, Batik Ecoprint, dan Komunitas Kreatif di Cilacap.
Hadir pula dalam acara ini adalah Ketua Dekranasda, Fitri Awaluddin Muuri. Dalam sambutannya pada sesi BYOT, Fitri mengatakan bahwa diskusi tersebut dapat menghasilkan sebuah rumusan masalah. Bila dilakukan sustainability discussion, maka dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan.
“Pemerintah membutuhkan masukan dari warga masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah program ekonomi kreatif, maka forum diskusi seperti ini yang salah satunya dapat menjadi wadah untuk menampung aspirasi tersebut,” Fitri menjelaskan.
Digelarnya Peken Tjilatjapan yang diketuai oleh Nurul Husnul Khotimah, mahasiswi aktif di Politeknik Negeri Cilacap (PNC), merupakan salah satu langkah konkret menyediakan ruang publik dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif. Hal ini yang disampaikan oleh Operational Manager Cilacap Kreatif, Donie Hulalata.
“Hal yang kita bangun di sini bukan sekedar event dengan euforia semata. Lebih dari itu kita sedang membangun ekosistem. Ekosistem Ekonomi Kreatif yang berguna sebagai ruang temu seluruh entitas kreatif di Cilacap. Pertemuan ini sebaiknya dilakukan dengan cara yang kreatif”, disampaikan oleh Donie.
Peken Tjilatjapan adalah Creative Placemaking yang memanfaatkan Gedung Eks Pabrik Pemintalan Cilacap yang lebih dikenal dengan nama PT. Industri Sandang Nusantara, dengan Heru Santoso sebagai Penanggung jawab. (DH)
Tweet