PURWOKERTO, JAWA TENGAH – MAJALAHSUKSES.COM. Nama lengkapnya adalah Gusman Fitra. Pria kelahiran Rejang Lebong 15 Agustus 1979 tersebut cukup lama berkarir di kepolisian. Tepatnya selama sekitar 16 tahun. Waktu yang tak bisa dibilang singkat untuk meniti sebuah karir.
Di usianya yang menginjak kepala empat, sebuah keputusan besar diambilnya. Sepucuk surat pengunduran diri diajukan ke instansinya. Butuh waktu cukup lama untuk memprosesnya, hingga per tanggal 1 Juli 2019 silam, turun surat yang menyatakannya resmi sebagai purnawirawan Polri.
Ingin lebih fokus di bisnis menjadi alasan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan besar yang sempat mendapat pertentangan terutama dari keluarga tersebut.
“Banyak keluarga dan sahabat yang awalnya menentang. Namun setelah saya yakinkan, akhirnya bisa mengerti. Alhamdulillah. Dan itu wajar saja” ungkapnya.
Tentu tak serta merta melakukannya. Sudah diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik mungkin agar tak ada penyesalan di kemudian hari.
Bisnis Sebagai Passion
Diakuinya, sebetulnya passion yang dimiliki adalah berbisnis. Sejak remaja berkeinginan untuk berbisnis, bahkan ketika sudah berdinas di Polri pun, buku-buku yang sering dibelinya pun lebih banyak bertema bisnis dan agama.
Ketika aktif berdinas, beberapa kali merintis bisnis. Sebagiannya, keberuntungan belum berpihak karena banyak faktor. “Mungkin karena kurang fokus ya. Dan yang bantu kan keluarga di Bengkulu, saya posisi di Jawa. Lebih fatal lagi karena belum memiliki sistem bisnis di perusahaan” kenang ayah 4 orang anak itu.
Berbagai usaha dari mulai sepatu, peternakan sampai properti pernah digarapnya hingga pada 2011 merintis usaha jasa transportasi berlabel Qyta Trans. Bisnis-bisnis tersebut dirintis saat masih aktif berdinas di Polri. Tentu sudah seijin dari pimpinannya.
Salah satu hikmahnya adalah bisa merasakan pengabdian di dua tempat berbeda. Pernah sebagai profesional di sebuah lembaga negara dan juga menjadi seorang pengusaha. Lengkap.
Mengapa Tidak Dinas Sambil Berbisnis & Mengapa Pensiun Dini?
Pertanyaan yang wajar dilontarkan kepadanya. Maklum saja, profesi Polri merupakan salah satu profesi idaman di negeri ini. Namun, itulah dinamika kehidupan. Pilihan harus diambil di antara keduanya.
Gusman merupakan lulusan Akpol tahun 2003, masa dinas dan lamanya pendidikan kurang lebih 18 – 19 tahun. “Artinya, kami memiliki kebersamaan, punya jiwa korsa yang kuat. Walaupun berada di jabatan yang berbeda-beda”
Awalnya, membangun bisnis dengan lebih dominan dengan pekerjaan di Polri, seolah terkesan bahwa bisnis adalah sampingan. Walaupun senang berbisnis. Setelah dijalani selama sekian tahun, ternyata bisnis tidak bisa (tidak akan maksimal) jika hanya dijadikan sebagai sampingan. Menurutnya, bisnis harus fokus.
“Bukan hal mudah memang, terutama di soal waktu. Sepulang dinas saya kerja, hari libur pun saya kerja urus bisnis. Ditambah lagi belum paham ilmu bisnis” kenangnya kepada majalahsukses.com di ruang kerjanya.
Di sisi lain, di Polri memiliki banyak potensi yang bisa dibangun bisnis karena dekat dengan kewenangan polisi. Namun di polisi sendiri, apabila masih menjadi anggota polri, tentu ada aturan yang tidak boleh berbenturan dalam berbisnis, untuk menghindari ‘conflict of interest’.
Dengan lebih fokus di bisnis, ternyata hasil bisa lebih maksimal. Hal tersebut sangat baik untuk perusahaan yang melibatkan banyak orang dan investor sebagai salah satu media untuk menjemput rizki.
Sistemasi Bisnis Sebagai Salah Satu Kunci Keberhasilan
Salah satu kelemahan sebagian besar pebisnis di Indonesia adalah belum memiliki sistemasi bisnis. Jika ingin perusahaan berkembang dan besar serta sehat, wajib memiliki sistem bisnis yang hebat. Hal tersebut diakui oleh Gusman Fitra
“Ya, dulu mengawali bisnis pun tak paham ilmunya. Mengalir begitu saja. Bisa memulai, namun untuk mengelolanya cukup rumit. Bahkan karena salah kebijakan, akibatnya bisa fatal”
Sekitar 5 (lima) tahun awal berjalan, usaha jasa transportasinya tak menunjukkan hasil menggembirakan. Kuantitas produk bertambah, namun tak ada hasil. Sempat juga mengalami minus dari segi keuangan.
Pada 2015, dengan bantuan salah seorang rekannya yang bernama Supriyatno (pakar sistemasi bisnis), mulai mebangun sistemasi bisnis di perusahaannya. Alhamdulillahnya, hal tersebut sukses hingga membuat perusahaan sehat dan terus berkembang. Bahkan memiliki beberapa anak usaha dalam kurun beberapa tahun ini.
“Alhamdulillah, lantaran Pak Supri, saya jadi paham tentang pentingnya membangun sistem bisnis. Meski nilai investasi untuk itu cukup lumayan, namun hasilnya sangat memuaskan. Kini saya tak perlu lagi berpikir dan bekerja sekeras dulu. Sudah ada tim yang tangguh” kenangnya.
Tak hanya mau sukses sendiri, kini Ia bersama rekannya, Supriyatno pun rela berbagi ilmu dan pengalaman tentang sistemasi bisnis. Event terdekat, akan menjadi pemateri di acara workshop dengan tema membangun sistemasi bisnis di Semarang pada 17 – 18 Desember 2019.
Banyak yang berkunjung ke kantornya untuk melihat proses bisnis di perusahaannya. Hal tersebut menmbuat banyak pihak terbantu secara bisnis.
Salam sukses berlimpah berkah! (TH)
Tweet